Radio Prambors FM

[

Listen Live

]

Tanpa terasa, 34 tahun sudah Prambors jadi tempat anak muda mangkal. Bicara soal Prambors, sama saja kita bicara tentang anak muda Jakarta yang penuh gaya dan trend. Prambors selalu punya semangat untuk bikin sesuatu yang baru, seger, kreatif, dan pastinya khas anak muda. Prambors pernah punya WarKop yang ngetop dengan Dono, Kasino, Indro plus Catatan si Boy yang menghebohkan itu, lho. Itu baru beberapa karya Prambors yang jadi legenda. “Prambors ini sendiri memang anak-anak daerah sini. Rumah tinggalnya di sini, semua rumah punya anak remaja.... See more

Jakarta FM|102.2
62217202238
Jl. Adityawarman No. 71. Kebayoran Baru. Jakarta 12160
Tanpa terasa, 34 tahun sudah Prambors jadi tempat anak muda mangkal. Bicara soal Prambors, sama saja kita bicara tentang anak muda Jakarta yang penuh gaya dan trend.

Prambors selalu punya semangat untuk bikin sesuatu yang baru, seger, kreatif, dan pastinya khas anak muda. Prambors pernah punya WarKop yang ngetop dengan Dono, Kasino, Indro plus Catatan si Boy yang menghebohkan itu, lho. Itu baru beberapa karya Prambors yang jadi legenda.

“Prambors ini sendiri memang anak-anak daerah sini. Rumah tinggalnya di sini, semua rumah punya anak remaja. Dan kita sebenarnya meskipun Prambors, tapi ada pengelompokan. Kita anak daerah sini, terus ada anak daerah tengah, ada yang daerah pojok. Saking banyaknya anak muda, bisa dibayangkan waktu kita bikin radio,” tutur Direktur Utama Radio Prambors, Imran Amir.

Maksud Imran, untuk satu kawasan kecil akhirnya muncul 3-4 radio. Yang hobi bikin pemancar sendiri, dia bisa on air dan memutar lagu. “Tapi yang agak lebih serius memikirkan radio itu, mungkin kami barangkali,” tambah Imran.

Jadi, boleh dikata, Prambors yang kita kenal hari ini adalah satu dari sekian banyak Prambors di masa itu. Ada Prambors 1, Prambors 2, Prambors 3 dan banyak lagi. Buat mereka, itu suka-suka, karena makin banyak bunyinya.

Nama “Prambors” dipilih karena misinya saat itu, pengen beken. Ceritanya, beberapa anggota geng Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang wahyudi, serta satu orang yang punya hobi elektronik, yang biasa dipanggil Itung – nama kompletnya Tri Tunggal – merasa perlu memberi identitas buat geng. Identitasnya ya itu tadi, pemancar radio. Singkatnya, geng yang punya pemancar radio kan wahh… keren bouw!

Setelah nyari-nyari, akhirnya pilihan untuk dijadikan studio dijatuhkan pada kamar tidurnya Bambang Wahyudi – sekarang Komisaris Utama Radio Prambors. Transmitter ala kadarnya dan segala macam alat pendukungnya diusung dan dirakit di kamar itu. Karena dulu belum ada kaset, belum ada tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam.

Siaran pertama, para saksi sejarah harus nahan napas. "Mikropon kita taro di tengah-tengah speaker. Jadi selama muterin lagu, kita nggak boleh ngomong," cerita Malik Sjafei. Sejak siaran perdana itu, para anggota geng Prambors makin semangat. Dengan daya 15 watt, Prambors on air sampai daerah Dukuh Atas.

Setelah enam bulan siaran, masalah mulai timbul karena orang tua Bambang merasa agak terganggu. Namun, ortu Bambang tidak mengusir mereka, malah memberikan tempat, di gudang. Lumayan, studio di gudang ini sanggup bertahan sampai bilangan tahun.

Pemerintah kemudian menetapkan peraturan untuk menertibkan radio-radio yang belakangan banyak muncul. Aturannya antara lain, radio harus berbentuk badan hukum, ada standar kondisi peralatan, dan standar ruangan studionya. "Semua radio harus memiliki callsign sebagai bentuk legalitas siaran," tutur Malik Sjafei. Dengan melibatkan beberapa orang tua rekan se-geng, Prambors pun akhirnya berbadan hukum dalam bentuk yayasan.

Tahun 1970, Pemerintah kembali mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbantuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Akte tersebut kemudian diubah menjadi PT Radio Prambors pada era 80-an.

Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas pendengar, yang mayoritas anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan.

Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses.

Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain games, di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh pembenahan kualitas audionya dengan pindah ke jalur FM 102,3 di tahun 1987.

Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya FM 102,3 menjadi FM 102,2. Begitu juga dengan bertambahnya waktu, Prambors kini ada di Semarang, Jogja, Makkasar, Solo, Bandung dan Medan.

Kreatif? Pastinya... Prambors selalu tampil dengan program-program unggulan seperti saat ini ada Putuss, acara yang dipandu oleh Ari Dagienkz & Desta dimana sangat digemari banget sama kawula muda ataupun berbagai kalangan. Kemudian ada Toserba dipandu oleh Cici Panda, diman Kawula Muda ditawarkan berbagai macam ‘barang dagangan berkualitas’ yang pastinya ciamik.Safari Sore, suasana bisa menjadi sangat santai ketika setelah seharian beraktifitas ditemani oleh Sesa Nasution & Imam Darto dan Catatan Malam yang dipandu sama Yudha Perdana. Mulai September 2005, program-program unggulan tersebut juga disiarkan di kota-kota besar Prambors berada.

Prambors juga menunjukkan keunggulannya melalui program-program lainnya baik On Air maupun Off Air, seperti Saturday blast yang pernah digelar di Score, Cilandak Town Square setiap bulannya. Kemudian, acara-acara seperti Prambors Piknik, POPA (The Power of Putih Abu-Abu), Prambors Fair, Prambors Goes to Prom, Prambors Jammin, Prizes Around the Clock, Balada Cinta Ramadhan dan masih banyak lagi.

Menurut Bambang Wahyudi, kunci sukses Prambors adalah tetap mempertahankan soul-nya sebagai stasiun anak muda. “kita belajar dari generasi yang muda. Jadi yang memesatkan, yang memperkuat, ialah pendengar itu sendiri dan juga mereka yang lebih muda yang bergabung dengan Prambors.”
© LogFM.com, 2009-2024 (2024-04-04,22:06:40)